Pemerintahan

Musim Kemarau di Indonesia Termasuk Jawa Timur 2024 "Diramal" Mundur, Ini Penjelasan BMKG dan Antisipasinya

SANTOSO
  • Jumat, 15 Maret 2024 | 22:19
Karena musim kemarau belum juga tiba, maka anak-anak pun hingga kini masih sering dijumpai bamain air atau hujan-hujan.. (SEJAHTERA.CO)

“Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22%) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78%)," terangnya.

Baca Juga: Santri Ponpes At-Tahzib Selama Ramadan, Ngaji Kitab Kuning dari Pagi hingga Malam

Terkait El Nino, Dwikorita menerangkan bahwa hingga awal Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59.

Sedangkan di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral.

Fenomena El Nino tersebut, kata dia, diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah.

Baca Juga: Santri Ponpes At-Tahzib Selama Ramadan, Ngaji Kitab Kuning dari Pagi hingga Malam

Sementara itu, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024.

Sedangkan kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 - +2.0 derajat celcius lebih hangat dari kondisi normalnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi musim kemarau 2024.

Baca Juga: Kreativitas Berpadu dengan Keberkahan, Perajin Mahkota Kubah Masjid Desa Janti Kecamatan Jogoroto Jombang Banjir Pesanan

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya