.jpg)
Meski belum bertuan, jelas Oky, ribuan ton pupuk subsidi tersebut tidak boleh gagal tersalurkan sampai dengan akhir tahun 2023. Jika tidak digunakan pupuk tersebut akan dikembalikan ke Pemerintah Pusat.
Rencananya dalam waktu dekat pemerintah akan memberikan kesempatan kedua untuk menyelesaikan proses input data petani ke e-Alokasi hingga seluruh pupuk tersebut bisa tersalurkan.
Baca Juga :Dugaan Pencabulan Siswa, Tunggu Hasil Psikologi
Maka dari itu sosialisasi kepada kelompok tani (Poktan) dilakukan untuk melihat apakah masih ada anggota yang tertinggal. Selain itu, pihaknya juga meminta agar para petanu yang belum masuk ke dalam e-Alokasi untuk mempersiapkan data pendukungnya terlebih dahulu.
“Jadi apabila suatu waktu perbaikan itu dibuka, kita langsung mendaftarkan mereka dan harapannya bisa menerima pupuk subsidi tersebut,” jelasnya.
Soal distribusi pupuk subsidi tahun ini, Oky mengaku perubahan sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) menjadi e-Alokasi membuat proses distribusi semakin ketat. Hal itu terbukti dari berkurangnya jumlah penerima pupuk subsidi dan tidak 100 persennya serapan pupuk subsidi di awal tahun 2023 ini.
Baca Juga :Disapu Angin Kencang Rumah Porak Poranda
Menurutnya itu bisa terjadi karena data diri para petani di Tulungagung juga sangat mudah untuk berubah. Seperti halnya adanya petani yang meninggal dunia, petani yang sudah tidak menggarap sawah lagi serta banyak faktor-faktor lainnya. Maka dari itu, pembaruan data diri para petani perlu dilakukan dengan cara bekerjasama dengan Dispendukcapil.
“Kalau tidak terdaftar di e-Alokasi, perlu untuk melakukan pembaruan data. Atau meskipun punya e-KTP tapi kalau belum pernah diaktifkan pun akan menghambat prosesnya,” pungkasnya.(sho)
