Menurut Maryoto, kenaikan harga bapok tersebut mulai terjadi sekitar seminggu yang lalu. Hal itu diduga karena banyak masyarakat Tulungagung lantaran beragam kegiatan keagamaan untuk menyambut bulan puasa ramadhan seperti megengan dan lain-lain.
"Selain operasi pasar, kami akan mengadakan bazar ramadhan untuk terus menstabilkan harga bapok di Kabupaten Tulungagung hingga hari raya idul fitri nanti," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre V Kabupaten Tulungagung, Junaidi mengatakan, pihaknya mengakui jika harga beras di pasaran cenderung mengalami penurunan. Namun memang harfanya saat ini masih belum sampai pada batas harga eceran tertinggi (HET) yang diharapkan oleh pemerintah pusat.
Baca Juga: Bilang sayang dan Mau Tanggungjawab, Remaja di Trenggalek Setubuhi Siswi SD
Meski harga belum sampai pada HET, pihaknya memastikan jika stok beras di Kabupaten Tulungagung masih aman. Setidaknya masih ada sekitar 1000 ton beras yang mana stok tersebut bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Terlebih lagi, saat ini juga masih dilakukan panen raya di Kabupaten Tulungagung. "Harganya memang belum sampai HET, tetapi kami tetap usahakan untuk intervensi. Kalau stoknya aman, masih ada 1000 ton," kata Junaidi.(sho)