Meski kondisi alam mempengaruhi tanaman padi, namun pihaknya mengakui sistem irigasi pada beberapa sawah di Tulungagung yang terbilang buruk. Padahal, sistem irigasi sangat penting demi keberlangsungan tanaman pada lahan sawah di Tulungagung.
"Dari puluhan hektare lahan tanaman padi yang puso itu kondisi sistem irigasinya jelek, jadi air dari sungai tidak bisa mengalir secara maksimal tanpa bantuan pompa. Biarpun pakai pompa, biayanya juga mahal," jelasnya.
Imbas puso, Gatot mengungkapkan, setidaknya setiap petani yang lahan sawahnya mengalami puso terpaksa merugi senilai Rp 10-15 juta untuk setiap hektarenya. Diketahui, biaya tersebut untuk pengadaan bibit, pupuk, bahan bakar minyak (BBM) dan tenaga perawatan lahan akibat puso.
Baca Juga: Cuaca Terus Cerah, Petani Blewah di Kabupaten Jombang Untung Melimpah
Selain 44 hektare sawah puso, pihaknya mendapati 439 hektare lahan pertanian padi terancam gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan. Namun, dampaknya tidak terlalu parah lantaran sistem pengairan pada lahan sawah tersebut bagus.
Baca Juga: Musim Kemarau, Puluhan Warga Kecamatan Pilangkenceng Madiun Mengeluh Kekurangan Air Bersih
“Padi itu kalau kekurangan air pasti mati, berbeda dengan palawija yang justru semakin bagus kalau kekurangan air. 44 hektare lahan tanaman padi yang puso itu diganti dengan palawija,” pungkasnya.
Reporter: Mochammad Sholeh Sirri
Editor: Dhita Septiadarma