Ekonomi

Serapan Pupuk Subsidi Masih Minim, Hanya Cukup untuk Musim Tanam Pertama, Ini Penjelasan Dispertan Kabupaten Tulungagung

SANTOSO
  • Senin, 25 Maret 2024 | 20:54
Petani di wilayah Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Tulungagung saat mulai menggarap lahan sawahnya. (Isal/Sejahtera.co)

Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Serapan pupuk subsidi selama dua bulan terakhir di Kabupaten Tulungagung terbilang sangat minim. Hal itu dikarenakan masa tanam petani yang mundur lantaran hujan yang terjadi di Tulungagung belum merata pada semua wilayah yang membuat lahan sawah kering.

Baca Juga: Suparno, Pengrajin Beduk-Rebana Asal Sentul, 20 Tahun Menggeluti Usahanya, Ramadan Order Melesat

Kabid Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung, Triwidyono Agus Basuki mengatakan, pada tahun 2024, petani di Tulungagung mendapat jatah sekitar 14 ribu ton pupuk urea dari total kebutuhan sebanyak 27 ribu ton dan sekitar 9 ribu ton NPK dari kebutuhan 33 ribu ton.

Jatah pupuk tersebut sebenarnya mampu untuk mencukupi kebutuhan pupuk para petani di Tulungagung pada Masa Tanam pertama (MT 1) di tahun 2024. Namun kenyataannya, selama dua bulan di awal tahun 2024, serapan dua jenis pupuk subsidi tersebut masih sangat minim yang berarti belum diambil petani.

Baca Juga: Terduga Pelaku Pembuangan Bayi, Dikenakan Wajib Lapor, Ini Kata Kasat Reskrim Polres Kediri

“Memang alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat tahun ini sangat sedikit, tetapi itu cukup untuk memenuhi MT 1,” kata Triwidyono Agus Basuki, Senin (25/3/2024).

Serapan pupuk subsidi ini, ungkap Oky -sapaan akrabnya, terbilang sangat minim lantaran selama periode bulan Januari - Februari 2024 masih di kisaran 12,34 persen untuk pupuk urea. Sedangkan untuk pupuk NPK sendiri, serapannya juga sangat sedikit yakni masih diangka 11,10 persen saja. 

Baca Juga: Serambi 2024, Kpw BI Kediri Sediakan Uang Pecahan Senilai Rp 4,8 Triliun

Secara rinci, selama dua bulan terakhir berarti pupuk urea yang sudah tersalurkan ke seluruh petani di Tulungagung hanya sebanyak 1.816 ton saja. Sedangkan untuk pupuk NPK justru lebih kecil lagi yakni hanya terserap sebanyak 1.078 ton saja, padahal biasanya pupuk NPK laris diburu para petani.

“Dua bulan kemarin serapannya masih minim, urea saja masih terserap 12,34 persen saja dan NPK baru terserap 11,10 persen. Padahal cuaca yang masih panas seperti ini, NPK akan lebih laku ketimbang urea,” ungkapnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya