Internasional

Negara Pemasok Senjata ke Ukraina tidak Mengakui Secara Terbuka

SEJAHTERA
  • Senin, 28 November 2022 | 00:00
Rudal anti-tank Javelin, dan perangkat keras militer lainnya difoto di Bandara Borispol dekat Kiev, Ukraina.(Getty Images)

Moskow telah berulang kali memperingatkan agar negara-negara Barat menghentikan pasokan bantuan militer karena hanya akan memperpanjang konflik.

Selain itu, juga akan meningkatkan risiko tabrakan langsung antara Rusia dan blok militer pimpinan AS.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk dalam negara Ukraina.

Protokol yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.

Musim gugur ini, empat bekas wilayah Ukraina, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta Wilayah Kherson dan Zaporozhye, digabungkan ke Rusia setelah referendum.

Dari berbagai sumber

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya