Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Tulungagung kembali muncul dan menyerang hewan ternak sapi di wilayah kerja Puskeswan Campurdarat dan Besuki. Tercatat setidaknya ada puluhan sapi yang dilaporkan mengalami gejala PMK.
Baca Juga: Gunung Ruang Catat 1.439 Gempa Vulkanik Dalam, Radius Enam Kilometer Diminta Tak Ada Aktivitas
Kabid Kesehatan Hewan (Keswan), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, drh. Tutus Sumaryani mengatakan, pada ramadhan 2024, menerima laporan kasus PMK di wilayah kerja Puskeswan Campurdarat dan Besuki.
Pada dua puskeswan tersebut, setidaknya terdapat 80-an hewan ternak sapi yang dilaporkan kembali mengalami gejala PMK. Pihaknya melalui Tim Survailan pada masing-masing puskeswan tersebut melakukan penanganan.
"Laporan awal adanya kasus PMK atau hewan ternak yang bergejala seperti PMK itu sebenarnya pada bulan Ramadhan 2024 kemarin. Sampai saat ini, kami terus melakukan penanganan," kata drh. Tutus Sumaryani, Jumat (19/4/2024).
Berdasarkan laporan itu, ungkap Tutus, adanya laporan munculnya kasus PMK lahi di Tulungagung terjadi di Desa Wates Kecamatan Campurdarat dengan total laporan 15 kasus. Namun beberapa minggu setelahnya, tepatnya 10 hari menjelang hari raya idul fitri, laporan kembali muncul di Desa Pelem Campurdarat.
Baca Juga: DLHKP Kota Kediri Libatkan Ecoton dan Mahasiswa Monitoring Penggunaan Plastik
Bahkan diketahui, sampai saat ini laporan munculnya kasus PMK lagi di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat sudah mencapai sebanyak 24 kasus. Hal ini merupakan kasus terbanyak sejauh ini usai PMK di Kabupaten Tulungagung dinyatakan nol kasus (Zero case) dan sudah terkendali sejak tahun 2023.
"Wilayah kerja Puskeswan Campurdarat itu meliputi Kecamatan Campurdarat, Gondang, Pakel dan Boyolangu, sedangkan wilayah kerja Puskeswan Besuki itu meliputi Kecanatan Besuki dan Bandung," ungkapnya.