Pemerintahan

Bentengi Generasi Muda dari Bahaya Radikalisme, Pemkab Trenggalek Gelar Talkshow

SEJAHTERA
  • Kamis, 23 Februari 2023 | 21:29
Kegiatan talkshow wawasan kebangsaan di Trenggalek (angga/memo) (Koran Memo)

Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggelar talkshow wawasan kebangsaan dengan menghadirkan KH Miftah Maulana Habiburrahman atau populer di sapa Gus Miftah di Gor Gajah Putih Jalan Brigjend Soetran, Kamis (23/2).

Kegiatan yang diikuti ribuan pelajar itu sebagai upaya membentengi generasi muda dari bahaya radikalisme.

Baca Juga: Bupati Jombang Audiensi dengan Kemenko Perekonomian, Bahas Pembangunan Jalan

“Dengan ikhtiar ini kita harapkan anak-anak memiliki wawasan kebangsaan yang baik dan benar. Bagaimana mencintai bangsanya, bagaimana mempertahankan ideologinya, bagaimana kita belajar bertoleransi dan sebagainya,” kata Gus Miftah diamini Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam kegiatan talkshow itu.

Di tengah keberagaman seperti di Indonesia ini, penerapan pendidikan wawasan kebangsaan pada generasi muda sangat penting sebagai upaya memberikan pemahaman terhadap bahaya radikalisme. Menurut pengasuh Ponpes Ora Aji Sleman Yogyakarta itu, ciri seseorang terpapar radikalisme antara lain adalah tidak mau menerima perbedaan dalam hal beragama. Padahal perbedaan menurutnya juga merupakan sunnatullah.

Baca Juga: Terapkan Sistim Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation, Tenaga IT Dapat Bimbingan Teknis

“Kita semua berbeda. Dari suku, warna kulit, dari bahasa dan lain sebagainya, dan Pancasila sampai hari ini terbukti menjadi ideologi yang ampuh untuk mempersatukan itu,” ujarnya.

Gus Miftah mengatakan, banyak hal yang dapat dilakukan untuk membentengi diri dari paparan radikalisme. Antara lain adalah memberikan pemahaman keagamaan yang benar, salah satunya adalah tidak keliru dalam memilih guru. Gus Miftah juga mengingatkan untuk berhati-hati dengan kajian – kajian yang justru mengajarkan pada kebencian atau paham radikalisme.

“Seperti yang saya bilang. Ikutlah pendapat ahli, jangan ikut-ikutan orang yang ahli berpendapat. Karena di era media sosial ini semuanya bisa berpendapat, bahkan mereka yang tidak punya keahlian sekalipun,” pungkasnya.(ase)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya