Peristiwa

Dinas Damkar Tulungagug Catat Tujuh Peristiwa Karhutla di Bulan September, Dua diantaranya Mendekati Pemukiman Warga

SANTOSO
  • Kamis, 19 Oktober 2023 | 00:30
Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tulungagung. (istimewa)

 

Tulungagung, SEJAHTERA.CODinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Tulungagung mencatat adanya tujuh peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sepanjang bulan September 2023 sampai sekarang. Diketahui, setidaknya terdapat dua peristiwa karhutla yang mendekati pemukiman warga.

Baca Juga: Optimalisasi Program ‘Mening Deh’, Pelayanan Pemerintah Kabupaten Trenggalek Kian Mudah

Kasi Operasi dan Pemadaman, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tulungagung, Bambang Pidekso mengatakan, berdasarkan data miliknya, terdapat enam karhutla pada September 2023 kemarin. Sedangkan pada awal Oktober 2023, terdapat satu lagi karhutla di lahan milik perhutani masuk Desa Tenggong, Kecamatan Rejotangan, Sabtu (7/10/2023).

Secara rinci, pada September 2023, karhutla di sisi utara Gunung Bolo pada Jumat (8/9), kemudian karhutla di Desa/Kecamatan Campurdarat pada Minggu (10/9), lalu karhutla di Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu pada Selasa (19/9), karhutla di Desa Tanggung Kecamatan Campurdara pada Senin (25/9), lalu karhutla di Desa Betak Kecamatan Kalidawir pada Jumat (29/9) dan karhutla di Desa Blendis Kecamatan Gondang pada Sabtu (30/9).

Baca Juga: Cegah Kekerasan dan Perundungan, Disdikbud Jombang: Peran Orang Tua Sangat Penting

“Total keseluruhan sejak bulan September 2023 sampai sekarang, sudah ada tujuh peristiwa karhutla di Kabipaten Tulungagung,” kata Bambang Pidekso, Rabu (18/10/2023).

Penyebab terjadinya tujuh karhutla tersebut, ungkap Bambang, mayoritasnya akibat ulah manusia itu sendiri atau (Human Eror). Pasalnya, kebakaran tersebut semula dipicu karena masyarakat membakar sampah atau daun kering tidak dipastikan api benar-benar padam setelah selesai. 

Baca Juga: Embung Grape Madiun, Proyek Senilai Rp 6 Miliar Enam Tahun Mangkrak

Saat musim kemarau banyak dedaunan kering ditambah angin berhembus kencang membuat api cepat menyebar dan menyebabkan karhutla. Karena sulitnya menjangkau luasnya penyebaran api, Damkar terpaksa harus melakukan pemadaman dengan cara manual (Digepyoki) dengan dibantu warga, TNI/Polri, BPBD, dan Relawan. 

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya