Wisata

Tradisi Kirab Gunungan Ketupat Kabupaten Nganjuk, Perpaduan Syiar Islam dan Tradisi

SANTOSO
  • Rabu, 3 Mei 2023 | 20:47
ratusan warga mengarak gunungan ketupat menuju masjid (andik/memo) (Koran Memo)

Usai didoakan, warga antusias mendekati serta mengambil gunungan ketupat guna disantap beramai-ramai. Selain untuk dimakan, mereka juga berharap mendapat berkah dari gunungan ketupat itu. 

“Ini ketupatnya sudah didoakan, semoga bisa membawa keberkahan,” ungkap Riati (42) warga setempat, penuh antusias usai mengambil ketupat dari gunungan yang telah dikirab. 

Baca Juga: Sidang KDRT, Jaksa Tuntut Ferry Irawan 18 Bulan Penjara

Dia berencana membawa pulang ketupat itu untuk dibagikan kepada keluarganya. Serta berharap agar kampungnya semakin maju dan banyak rezeki.

Zuhal Ahmadi, tokoh masyarakat Dusun Kepuhbener mengatakan, tradisi kirab ketupat digelar dengan tujuan agar masyarakat kompak melaksanakan lebaran ketupat pada hari yang sama, yakni 7 hari setelah Idulfitri. Dengan tradisi ini pula masyarakat dapat memahami ajaran agama Islam dan melestarikan budaya Jawa seperti yang diajarkan oleh Wali Songo.

“Karena ketupat itu adanya di Indonesia, khususnya di Jawa, maka kita sepakat memakai baju adat Jawa,” paparnya. 

Baca Juga: Inovasi Sistem Pendidikan Digital, Kepala SMPN 4 Jombang Terima Penghargaan

Sementara masjid yang dipakai untuk menempatkan gunungan dipercaya menjadi lokasi awal penyebaran agama Islam di Dusun Kepuh Bener. Sehingga, masjid tersebut dianggap pepunden oleh masyarakat sekitar.

Sementara itu, Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, yang turut bergabung sepanjang acara turut mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, Kirab ketupat bisa menjadikan masyarakat bergotong royong, serta membangun kesadaran hidup guyub rukun. 

“Syiar agamanya juga dapat, nguri-nguri budayanya juga dapat,” kata Kang Marhaen.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya