Blitar, SEJAHTERA.CO - Meski hidup dengan keterbatasan fisik, tak menyurutkan para penyandang disabilitas untuk berkarya. Dengan kreasi yang dimiliki tetap berusaha agar bisa menjadi antrepreneur.
Baca Juga: Awalnya Hobi, Yanuar Budidaya Chameleon Cuan Mengalir
Suara mesin jahit menyambut ketika injakkan kaki di sebuah bangunan di Desa Sukorejo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar ini. Suara itu terkadang berhenti sejenak terkadang berbunyi hingga waktu yang lama.
Tak jauh dari pusat suara, ada tumpukan kain. Ada yang masih tumpukan ada pula yang sudah dalam kondisi bergambar dengan motif gambar masjid.
Ya, itulah suasana rumah tempat produksi sajadah. Uniknya yang mengerjakan itu adalah para penyandang disabilitas.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Jadi Bahan Bakar
Mereka tergabung dalam Yayasan Kinasih Blitar, sebuah yayasan yang menaungi para penyandang disabilitas. Mulai penyandang tunawicara hingga tuna rungu. Ada puluhan penyandang disabilitas yang berkarya.
“Tahun ini tetap membuat karya. Salah satunya sajadah. Setiap tahun ada yang pesan,” kata Dwi Mawadati, ketua Yayasan Kinasih Blitar.
Dia mengatakan, kreasi para penyandang disabilitas di Yayasan Kinasih tak kalah dengan yang lain. Bahkan memiliki corak sendiri. Corak itu dari bahan baku sajadah.
Sajadah produksi para penyandang disabilitas ini menggunakan bahan baku batik ciprat. Batik ini memiliki ciri khas yakni pembuatannya dengan cara mencipratkan warna ke kain.