INSPIRASI

Keluarga Karateka Pemilik Segudang Prestasi, Tularkan Semangat Berlatih Kepada Generasi Penerus

SEJAHTERA
  • Rabu, 14 September 2022 | 00:00

Tak hanya Dhani yang jadi buah didikan Imam. Bahkan, adiknya yang masih berusia belasan tahun juga dilatihnya menjadi karateka tangguh. Meskipun bakat karate ternyata menurut kepada anak-anaknya, Imam tidak pernah memaksa.

Tentara  itu mengakui, keinginan terbesarnya adalah melihat salah satu dari anaknya mengangkat mendali pada kejuaraan karate internasional.

“Kalau itu (menjadikan anak-anak sebagai atlet karate) saya demokratis saja, tidak memaksa. Anak saya juga sudah mencoba untuk menggeluti bidang lain, tapi tetap jatuh cinta pada angkat besi,” ungkap Imam.

Imam dan istrinya mendukung pilihan anak-anaknya yang secara alami. Meski begitu bukan berarti tidak menghadapi kesulitan untuk membuat anak-anaknya bisa disiplin berlatih.

Dia selalu mencoba profesional. Tak ada istilah bapak-anak saat latihan. Yang ada hanyalah hubungan pelatih dan atlet. Karena itu, tak jarang dia memarahi kedua anaknya bila tak fokus berlatih. 

“Saya di rumah berlaku sebagai ayah yang juga mendukung mereka sebagai atlet. Namun di tempat latihan saya murni sebagai pelatih. Di rumah saya buat aturan, supaya anak-anak terus berlatih dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk mereka dapat latihan setiap hari,” kata Imam.

Dhani yang sudah menjuarai beberapa kejuaraan nasional juga mengikuti jejak bapaknya menjadi pelatih. Atlet muda ini ingin mewujudkan keinginan Imam untuk mengenalkan karate kepada anak-anak di kampung tempat mereka tinggal.

Saat ini ia sudah memiliki dojo atau tempat berlatih karate yang dikelola bersama keluarga. Tempat latihan ini diberi nama Dojo Rambo, berada di Kantor Unit Intel Kodim 0810/Nganjuk.

Olahraga satu ini termasuk olahraga berisiko menyebabkan memar sampai patah tulang. Seperti yang dialami Dhani saat mengikuti salah satu kejuaraan karate tingkat nasional. Jempol kakinya hampir saja putus akibat terperosok matras yang bolong. 

Tidak patah arang setelah kejadian itu, dia tetap melanjutkan Kejurnas di Malang dengan keadaan jempol kaki yang dibalut perban. Bukan main, saat keadaan kaki seperti itu, dia bisa mendapatkan juara. (*)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya