INSPIRASI

Ketut Iwanggono, Manfaatkan Sisa Bahan Kayu untuk Membuat Jam Tangan

SEJAHTERA
  • Rabu, 19 Oktober 2022 | 00:00

Dampak Pandemi Covid-19 lalu sangat terasa bagi pemilik usaha. Namun di tengah himpitan keadaan ini, justru banyak muncul ide-ide kreatif untuk meraup keuntungan kala pandemi. Itu dilakukan oleh Ketut Iwanggono, warga Desa Bungur, Kecamatan Karangrejo, dia memilih memproduksi jam tangan yang terbuat dari kayu.

Ketut Iwanggono sebenarnya memiliki usaha mesin bubut untuk mengerjakan bahan dari kayu ataupun logam. Ketut sendiri sudah melakoni usaha mesin bubut itu selama belasan tahun lamanya.

Namun usaha itu tiba-tiba terhenti tatkala Pandemi Covid-19 mulai merebak di Kabupaten Tulungagung. Pasalnya, segala macam sektor usaha saat itu terhenti, tanpa terkecuali usaha yang dijalankan Ketut itu.

Dikala sepi pelanggan yang mana tidak ada satupun pelanggannya yang datang, ide cemerlang justru didapatkan oleh Ketut saat melihat banyaknya bekas kayu yang berserakan. “Saat pandemi itu benar-benar sepi, semua jenis usaha terhenti. Disaat itu saya terpikir untuk memanfaatkan bekas kayu yang berserakan itu untuk dijadikan barang yang bisa dijual,” kata Ketut Iwanggono, Senin (17/10).

Saat itu yang terpikirkan oleh Ketut hanyalah memanfaatkan banyaknya sisa kayu yang tidak dimanfaatkan di tempat kerjanya. Dia ingin agar sisa kayu yang tidak ada nilai harganya itu, bisa menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Satu-satunya ide kreatif yang terpikirkan olehnya saat itu hanya ingin menyulap sisa kayu tersebut menjadi sebuah jam tangan. Mengingat selama ini jam tangan sering kali berbahan dasar logam, yang mana saat itu masih belum ada penjual jam tangan berbahan dasar kayu di Tulungagung.

Hal itulah yang akhirnya membuat Ketut membulatkan diri untuk menghasilkan produk jam tangan dari kayu dengan sisa bahan kayu di tempatnya bekerja. “Bahan bakunya gratis karena kayu sisa, terus untuk membuat bentuknya juga bisa memanfaatkan mesin bubut meski juga harus ada tambahan sentuhan-sentuhan tangan langsung,” ujarnya.

Dikarenakan bahan baku yang sudah tersedia, jelas Ketut, untuk memproduksi jam tangan kayu hasil karyanya, dia hanya perlu mengeluarkan modal untuk membeli mesin serta stiker untuk memberikan motif pada tampilan jam tangan kayunya itu.

Mesin jamnya yang dipilih memiliki kualitas yang bagus. Hal itu dimaksudkan agar jam tangannya itu tidak kalah saing dari jam tangan logam yang ada di pasaran. Setelah produknya itu berhasil dibuat, dia memberi nama produknya itu dengan nama ‘Halwa’ jam tangan kayu. Menurutnya, jika diadu dengan jam tangan logam, produknya tidak kalah saing.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya