INSPIRASI

Kamirin, Pengusaha Produk Buatan Tangan. Berdayakan, Pertahankan, dan Ajak Masyarakat Lestarikan Kerajinan

SEJAHTERA
  • Sabtu, 12 November 2022 | 00:00
Kamirin saat memilah bahan yang bagus untuk nantinya dia buat menjadi karya Kerajinan tangan (isal/memo)

Ditengah perkembangan zaman serba cepat, kemudahan bisa didapat dengan teknologi. Namun Kamirin, pembuat aksesoris seperti tas, dompet, dan sabuk itu tetap mempertahankan pengerjaan manual dengan tangan agar mendapatkan hasil yang otentik.

Sore itu, di Kelurahan Tertek, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, terdapat rumah dengan nuansa hijau yang dipenuhi tanaman di depannya. Menerawang sedikit lebih dalam di rumah tersebut, terdapat beberapa benda hasil kerajinan tangan yang terpajang.

Bahkan di rumah itu juga terdapat ruangan yang bertuliskan Showroom yang mana berisikan benda-benda hasil kerajinan tangan (kerajinan tangan). Itu merupakan kediaman Kamirin (52) yang sampai saat ini masih eksis menggeluti kerajinan tangan.

Bagi Kamirin, kerajinan tangan sudah layaknya separuh nyawanya. Bahkan nama edar produk-produk hasil karyanya yakni Crafi Rafi itu diambil dari nama kedua anaknya yakni Fira dan Rafi.

Dia merasa kerajinan merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang tidak boleh punah. Hal ini membuatnya terpacu untuk terus menggenjot eksistensi kerajinan tangan.

“Sejak tahun 2010 saya mulai melestarikan kerajinan tangan atau Kerajinan tangan dan saya kenalkan ke generasi muda agar mau berupaya untuk terus menjaganya,” kata Kamirin, Kamis (10/11).

Kamirin sendiri sudah tertarik pada kerajinan sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, dia diajari oleh salah seorang gurunya, dari situlah bibit kecintaannya akan Handucraft mulai tumbuh seiring bertambahnya usianya.

Hanya saja, semakin lama menekuni kerajinan tangan, dia semakin sadar jika eksistensi kerajinan lambat laun mulai tergusur. Bahkan generasi muda juga mulai kurang berminat untuk membuat kerajinan tangan. 

Kondisi itu semakin diperparah dengan dunia pendidikan yang sudah tidak memasukkan Kerajinan tangan pada pembelajaran formal. Hal ini membuat dia miris, sehingga terketuk hatinya untuk mempertahankan Kerajinan tangan agar generasi muda tetap mengenal dan menyukainya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya