Kesehatan

Tekan Stunting, Mas Abu Ingin Optimalkan Bonus Demografi

SEJAHTERA
  • Selasa, 31 Januari 2023 | 00:00
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar menyerahkan PMT kepada balita (dok.Bayu/Memo)

Kediri, SEJAHTERA.CO - Stunting masih menjadi sorotan Pemkot Kediri pada tahun 2023 ini. Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar menginginkan kasus stunting bisa ditekan untuk memaksimalkan bonus demografi yang saat ini tengah terjadi.

Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi, dengan penduduk usia angkatan kerja yang mendominasi. Yaitu jumlah angkatan kerja mencapai 180 juta jiwa atau 70 persen dari jumlah penduduk. Kota Kediri sendiri telah merasakan bonus demografi sejak tahun 2018 lalu.

“Stunting harus menjadi target utama agar bonus demografi yang didapatkan Indonesia dapat maksimal. Bayi tidak disarankan untuk diberikan bubur instan maupun biskuit, namun disarankan untuk diberi makanan berprotein tinggi dan makanan alami. Contohnya seperti telur, hati ayam, teri, nasi dan lainnya,” ujar pria yang akrab disapa Mas Abu ini, Selasa (31/1). 

Untuk itu ia berpesan kepada Dinas Kesehatan Kota Kediri untuk memperhatikan hal ini, mulai dari calon ibu yang masih mengandung. Karena berdasarkan data yang ia punya, banyak kasus stunting yang berawal dari ibu anemia.

“Perlu diingatkan juga kepada calon ibu, jika ada ibu anemia langsung diintervensi oleh Dinas Kesehatan. Sebesar 23 persen penyumbang stunting adalah sebelum lahir biasanya itu anemia. Sementara 37 persen penyumbang stunting adalah bayi baru lahir sampai dengan 2 tahun kurang ASI eksklusifnya,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan program untuk mengintervensi kasus stunting ini. Untuk gizi buruk program intervensinya adalah melalui pemberian makanan tambahan (PMT) Pemulihan. Sementara untuk balita gizi kurang atau sedang itu dilakukan intervensi dengan PMT penyuluhan.

Anggaran yang disiapkan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) Pemulihan yang pelaksanaannya ada di bawah Dinas Kesehatan langsung juga ditingkatkan. “Program PMT Pemulihan ini anggarannya dinaikkan, dari sekitar Rp 500 juta pada tahun kemarin menjadi hampir Rp 1,7 miliar pada tahun ini,” ujar Fauzan Adima.

Dengan ditambahnya anggara pada tahun ini, dia memastikan secara kualitas dan kuantitas tentunya akan semakin baik daripada tahun sebelumnya. Tahun ini PMT Pemulihan akan berbentuk makanan olahan yang dibuat oleh ahli gizi yang tersebar di puskesmas dan dibantu kader kesehatan.

“Dengan begitu secara kualitas gizi dan dari segi rasa juga akan lebih baik dari sebelumnya,” pungkasnya.(pkp/bay)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya