Kesehatan

Imbau Peternak Jaga Kebersihan Kandang

SEJAHTERA
  • Jumat, 3 Februari 2023 | 00:00
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Masun

Ponorogo, SEJAHTERA.CO - Gelombang dua penyakit mulut dan kuku (PMK) belum mereda, kini para pemilik hewan ternak di kabupaten Ponorogo kini dihantui penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit pada sapi.

Bukan tanpa sebab, penyakit yang menyerang sapi melalui virus tersebut saat ini sudah menyebar di kabupaten tetangga yakni Ngawi. Sudah ada 50 ekor yang terkonfirmasi terserang LSD, pun di Jawa Timur sendiri sudah ada 4 kabupaten/kota yang tertular.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Masun menyebut meski saat ini Ponorogo zero kasus tapi hal tersebut perlu diwaspadai dan ditangani secara serius.

"Kita masih zero, tapi kabupaten Ngawi sudah ada yang terkonfirmasi, makanya harus diwaspadai," ungkap Masun, Jumat (3/2).

Masun mengatakan, LSD bukanlah penyakit baru di dunia peternakan. LSD pertama kali muncul di benua Afrika pada 1929 silam, kemudian menyebar secara perlahan ke Eropa serta Amerika dan masuk ke benua Asia pada 2019.

Sedangkan di Indonesia penyakit yang berasal dari virus dengan materi genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae itu masuk pada akhir Desember. "Hampir mirip dengan PMK, sama sama berasal dari virus," imbuhnya.

Meski hampir sama dengan PMK, namun tingkat angka kesakitan LSD lebih rendah jika dibandingkan dengan PMK. Jika PMK mencapai 90 persen untuk LSD hanya 45 persen. 

"Gejala umum yakni ada benjolan atau cekungan dengan jumlah banyak dibagian tubuh sapi, lalu hewan terlihat lemas serta pembengkakan di depan lutut disusul leleran cairan di mata dan hidung," jelas Masun.

Untuk saat ini, Dipertahankan terus melakukan sosialisasi kepada para peternak untuk menjaga kebersihan kandang, serta menjaga pemberian pakan. Termasuk sterilisasi ketika sapi datang dari pasar hewan maupun luar daerah.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya