Peristiwa

Cari Ikan Mabuk, Puluhan Warga Terjebak Arus Sungai Brantas

SANTOSO
  • Selasa, 7 Maret 2023 | 10:14
Petugas saat melakukan evakuasi terhadap belasan warga di Desa Bukur Kecamatan Sumbergempol yang terjebak aliran sungai brantas.(foto: Polsek Sumbergempol) (Koran Memo)

Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Sebanyak 20 orang di Kecamatan Sumbergempol terjebak di tengah Delta Sungai Brantas masuk Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung pada Senin (6/3) malam.

Belasan orang tersebut terjebak lantaran menunggu flushing bendungan Wlingi Raya dan Lodoyo untuk nantinya mencari ikan mabuk (Pladu).

Baca Juga: Unik, Musala Baitul Hajjar Tulungagung Memiliki Batu Peninggalan Zaman Kerajaan, Diyakini Sebagai Sajadah Mbah Nuryaman

Warga setempat, Kustiono (55) mengatakan, ada 15 warga yang terjebak arus sungai brantas yang kencang akibat flushing di dekat Jembatan Ngujang 2. Awalnya belasan warga itu memasuki bagian Delta Sungai Brantas sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, kondisi air sungai brantas masih belum tinggi dan arusnya juga belum kencang.

Hingga memasuki pukul 16.00 WIB, arus air sungai brantas lama kelamaan mulai naik sampai ketinggian rata-rata orang dewasa. Hal ini membuat belasan warga itu tidak berani menyeberang, mengingat ada seorang anak-anak yang turut ikut terjebak di Delta Sungai Brantas. 

Baca Juga: Penanganan Kasus Guru P3K Tulungagung Terkesan Lama

“Saat menyeberang, sungainya cuma setinggi lutut orang dewasa. Setelah sore hari, air semakin tinggi dan kencang. Mereka ada yang dari bukur, ada yang dari Sendang,” kata Kustiyono.

Sementara itu, Kapolsek Sumbergempol AKP Guruh Yudhi Setiawan mengatakan, pihaknya baru menerima laporan adanya orang yang terjebak di sungai brantas akibat flushing bendungan Wlingi Raya dan Lodoyo sekitar pukul 18.12 WIB. Mendapati laporan tersebut, pihaknya lantas meminta bantuan kepada Tim Search And Rescue (SAR) untuk melakukan evakuasi. 

Selain bantuan dari Tim SAR, bantuan secara berkala juga turut berdatangan mulai dari alat penerangan hingga perahu karet. Hal ini tentunya mempermudah petugas untuk melakukan evakuasi terhadap korban. Mengingat arus yang kencang serta minimnya penerangan sangat berbahaya bagi petugas untuk melakukan evakuasi.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya