"Dari perasaan ya berat mas, soalnya kan semua bahan-bahannya naik tapi harga jualnya tetap. Kalau bisa telur ya distabilkan seperti di harga 23 dan gula seperti di harga 13,5 gitu," jelas Slamet sembari menggoreng pesanan martabak milik pelanggan nya.
Kendati demikian, ia tidak sampai menaikkan harga jual produk usahanya. Alasannya disampaikan, jika jumlah pelanggannya masih normal atau jarang sepi pembelian.
"Tidak mas, harganya tetap. Mungkin dampaknya ya cuma labanya saja yang menurun sekitar 20 an. Yang biasanya setiap hari misal dapat dua juta setengah, sekarang menurun jadi dua juta gitu," paparnya.
Lanjutnya menjelaskan, diprediksi ke-depannya, harga telur akan terus mengalami kenaikan hingga momen natal dan tahun baru. Pihaknya berharap kenaikan nya tidak terlalu tinggi dan bisa segera diatasi oleh pemerintah.
"Kalau nanti kenaikan harganya tidak bisa dikondisikan, ya terpaksa haru menyiasati nanti. Tapi harapannya tetap normal saja," pungkasnya.
Reporter : Taufiqur Rachman / Agung Pamungkas