Nasional

Hutan Gundul, Banyak Pihak Salahkan Perhutani

SEJAHTERA
  • Sabtu, 15 Oktober 2022 | 00:00

Tulungagung, sejahtera.co – Berbagai pihak menyebut jika banjir dan tanah longsor di wilayah selatan Tulungagung disebabkan lantaran hutan di wilayah tersebut gundul terutama di wilayah pegunungan.

Padahal wilayah kehutanan tersebut seharusnya dikelola oleh pihak Perhutani untuk dijaga kelestariannya. Pihak Perhutani sendiri menganggap jika gundulnya kawasan tersebut dikarenakan adanya oknum yang sengaja menghancurkan tanaman hutan.

Wakil Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar, Agus Suryawan mengatakan besarnya dampak bencana banjir dan tanah longsor di kawasan selatan Tulungagung sebenarnya merupakan imbas dari penjarahan setelah era reformasi.

Sejak saat itu, pihaknya terus melakukan reboisasi setiap tahunnya yang dilakukan secara bertahap yakni 500 hektare per tahun. Menurut Agus, reboisasi yang sudah dijalankan terbilang tidak maksimal karena banyak masyarakat yang mulai menanam jagung di kawasan lahan kehutanan itu.

"Seharusnya memang ditanami buah-buahan sehingga bisa menyerap air. Tetapi tanaman buah-buahan yang masih kecil rata-rata dicuri atau dirusak oleh onknum tidak bertanggung jawab," kata Agus Suryawan, Jumat (14/10).

Selama pola mindset masyarakat tidak diubah, jelas Agus, kegiatan reboisasi yang dilakukan setiap tahun dirasa percuma jika masih ada oknum yang merusak tanaman penyerap air di kawasan hutan.

Padahal, sebagian dari oknum itu telah diberikan izin untuk menanam tanaman palawija di lahan Perhutani. Selain merusak tanaman penyerap air, oknum tersebut juga mencuri tanaman jati di kawasan hutan yang umurnya masih muda.

Namun demikian, pihaknya berharap agar ke depan masyarakat mulai sadar dan mengubah pola tanam dengan menanam buah-buahan yang bisa membantu mencegah banjir dan tanah longsor.

"Upaya reboisasi tetap kita lakukan, hanya saja masyarakat seharusnya juga membantu untuk menjaga tanaman itu," jelasnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya