“Sebagai upaya peningkatan perekonomian di Kabupaten Nganjuk melalui pengembangan produksi batik khas Nganjuk,” lanjut Kang Marhaen dalam Instruksinya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DiskopUM), Cuk Widiyanto menyambut baik atas Instruksi Bupati Nganjuk tentang penggunaan pakaian dinas khas daerah.
Menurutnya, hal tersebut selain sebagai bentuk kecintaan produk lokal asli Nganjuk juga memberikan peluang bagi pengusaha mikro kecil menengah di Kota Bayu.
“Kami secara pribadi dan kedinasan sebagai kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro sangat mendukung. Memang harus dilakukan untuk memberikan peluang kepada para pengusaha-pengusaha mikro kecil menengah di Kabupaten Nganjuk,” katanya.
Penggunaan produk lokal IKM/UMKM untuk pakaian dinas ini diharapkan mampu menggeliatkan ekonomi lokal, karena ada perputaran uang melalui pelaku IKM/UMKM di Kabupaten Nganjuk.
“Para pelaku IKM/UMKM untuk terus berkarya, utamanya pembatik atau ecoprint agar bisa terus berkarya membuat batik khas Nganjuk. Tentunya semua harus beli produk lokal asli Nganjuk dari para pelaku IKM/UMKM batik,” tegasnya.
Seperti yang sedang dikembangkan bagi pelaku IKM/UMKM di Kabupaten Nganjuk dengan melatih untuk membuat batik tulis maupun batik ecoprint.
“Kami berharap batik yang dipakai bukan batik printing, tetapi harus batik yang dibuat oleh para pengrajin batik di Kabupaten Nganjuk. Karena kalau menggunakan batik printing yang diuntungkan adalah pengusaha-pengusaha batik printing bukan pengusaha batik tulis yang sekarang sedang kami kembangkan,” jelasnya.
Baca Juga: Lakukan Proses Lelang Lebih Awal, Siasat Mas Ipin Tekan Silpa
Sementara itu, Ristiani selaku pengrajin batik “Bayu Mukti” mendukung penuh program dari Pemkab Nganjuk. Program gerakan beli dan cinta produk Nganjuk, menurutnya sangat bagus dalam memajukan para pelaku UMKM di Kota Bayu.
