Sebagai langkah antisipasi tak ada peristiwa agar tak terulang, polisi akan melakukan sosialisasi dan razia. "Itu pasti kami lakukan. Karena memang petasan itu bahaya. Selain bahaya juga dilarang undang-undang," tegasnya.
Baca Juga: Sambil Bawa Traktor, Puluhan Petani di Jombang Unjuk Rasa
Di lain pihak Kepala Desa Karangbendo Khoirul Anam mengatakan pihaknya bersama polisi akan menggelar sosialisasi ke warga. Sosialisasi itu harapannya agar tak ada warga yang menyalakan petasan atau memproduksi petasan.
Karena selain bahaya juga melanggar undang-undang. "Nanti kami bersama perangkat akan menggelar sosialisasi ke warga. Mudah-mudahan warga juga sadar akan bahaya mercon," tuturnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi Pupuk Bersubsidi di Jombang, Dua Tersangka Tak Ditahan
Diakuinya, memang setiap Ramadan di kampungnya ada petasan. Tetapi itu sepengetahuannya hanya sebatas ringan-ringan saja. Nah, apa yang terjadi di rumah Darman, benar-benar tak diketahuinya.
Bahkan menurut keterangan warga, anak Darman membuat mercon diam-diam tanpa sepengetahuan warga atau tetangga. Buktinya kejadiannya pada malam hari ketika warga terlelap tidur. "Pak Darman baik orangnya," imbuhnya.
Baca Juga: Tekan Harga, Pemkab Kediri Gelontor 1,5 Ton Beras Tiap Desa Lewat Operasi Pasar
Sementara itu, tiga jenazah sudah dibawa ke rumah duka dan dimakamkan. Usai dilakukan prosesi penyerahan dari RSUD Srengat ke keluarga disaksikan Kapolres Blitar Kota AKBP Argo Wiyono, kepala desa dan perwakilan keluarga korban.
Jenazah itu yakni Darman, Arifin dan Deni Widodo yang juga bapak anak. Sementara Wawa hingga berita ini diturunkan masih proses identifikasi karena tingkat keparahan kerusakan pada tubuh hancur akibat ledakan. (ziz)
