Peristiwa

Dua Desa di Tulungagung ini Bak Kampung Mati, Ternyata Ini Penyebabnya

SEJAHTERA
  • Jumat, 14 Oktober 2022 | 00:00

 "Kalau malam ngungsi ke rumah saudara. Pagi harinya kembali untuk aktivitas lagi. Barang yang penting sudah diungsikan juga," pungkasnya.

Sementara itu, Plt Camat Tanggunggunung, Heru Junianto mengatakan, dampak dari fenomena tanah bergerak yang menimpa Desa Ngepoh dan Desa Tanggunggunung itu mengakinatkan puluhan rumah rusak. Tercatat di Desa Ngepoh ada sebanyak 11 rumah dan 53 rumah di Desa Tanggunggunung yang terdampak tanah bergerak. Hal itu membuat warga yang terdampak memilih untuk mengungsi di rumah keluarganya yang lebih aman, serta sebagian yang tidak memiliki keluarga memilih untuk mengungsi di Posko Pengungsian di Kantor Kecamatan. "Di Desa Tanggunggunung ada 53 KK, di Desa Ngepoh ada 8 KK, total sebanyak 61 KK. Kalau yang mengungsi di posko hanya 8 KK atau 24 jiwa," kata Heru Junianto.

Atas fenomena ini, jelas Heru, beberapa warga juga sudah mulai mengangkut barang-barang penting ke rumah saudaranya terdekat. Pasalnya, saat ini kondisi retakan sudah selebar telapak tangan orang dewasa. Pihaknya sudah membuat laporan kepada Bupati Tulungagung dan dinas teknis terkait untuk menangani permasalahan ini, sehingga nantinya akan ada penanganan khusus atas rusaknya puluhan rumah akibat tanah gerak tersebut. Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, pihaknya akan meminta ahli geologi untuk memetakan bagaimana struktur tanah yang ada disitu. Dengan demikian kedepan bisa dibangun kembali rumah ditempat yang lebih kokoh dan tahan terhadap tanah gerak. "Kita juga melapor ke Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dalam hal ketahanan pangan masyarakat, agar nantinya masyarakat tidak kesulitan makanan," tutupnya. (koranmemo.com)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya