Baca Juga: Penanganan Kasus Guru P3K Tulungagung Terkesan Lama
“Dengan harapan input produksi terbatas namun bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dulu kita himbau untuk menambah pupuk non subsidi dengan subsidi pupuk terbatas. Sekarang input seadanya, jatahnya pupuk berapa itu yang dipakai dan ditambah dengan biosaka. Ada perbandingan hasil yang sangat mencolok antara yang pakai biosaka sama tidak,” imbuhnya.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menambahkan, pembuatan pupuk sendiri sekaligus untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia bersubsidi yang terkadang terjadi kelangkaan barang maupun harga yang tinggi. Kondisi itu berdampak langsung pada tingginya operasional produksi pertanian.
Baca Juga: RKPD 2024, DPRD Trenggalek Usulkan 1.583 Pokok Pikiran Hasil Aspirasi Masyarakat
“Saya selalu meminta bagaimana produktivitas petani bisa naik dan biaya produksi pertanian bisa ditekan semurah mungkin. Dengan begitu pendapatan petani dapat ditingkatkan,” kata Mas Ipin.
Peningkatan pendapatan itu, lanjut Mas Ipin, salah satunya adalah mengurangi biaya produksi. Seperti membuat pupuk organik sendiri dengan berbagai pelatihan-pelatihan yang sudah dilakukan pemerintah setempat. Pasalnya sebagian besar masyarakat Trenggalek berkecimpung di sektor pertanian.
Untuk itu dalam berbagai kesempatan, Mas Ipin selalu mengajak masyarakat Trenggalek agar membuat pupuk organik sendiri untuk menekan biaya produksi. Sebab, tingginya biaya produksi akan mempengaruhi terjadinya lonjakan harga yang berdampak pada seluruh sektor.
Baca Juga: Bunda Fey Tingkatkan Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Anak
“Mengatur komoditas pangan tidak mudah. Bila hasil pertanian dijual dengan harga setinggi-tingginya maka akan berpengaruh sangat luas. Harga kebutuhan pokok akan naik, kebutuhan yang lain juga ikut naik,” pungkasnya.
Reporter : Angga Prasetya
