Begitu keluar dari RSUD Srengat tempat identifikasi, ambulans yang mengangkut peti jenazah menuju rumah duka yang berjarak sekitar 20 kilometer.
Sekitar setengah jam perjalanan, tiga ambulans akhirnya sampai di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok.
Sepanjang perjalanan menuju rumah duka, sejumlah warga menyempatkan diri untuk keluar rumah memberikan penghormatan terakhir.
Baca Juga: Ledakan Maut di Blitar, Satu Jenazah Belum Teridentifikasi
"Sudah kami sampaikan sebelumnya. Karena pak Darman adalah orang baik. Beliau adalah marbot musala dan sering ikut pengajian. Baik orangnya," tambah Khoirul Anam.
Karena rumah duka sudah hancur lebur rata dengan tanah, peti jenazah tidak diturunkan dan tetap berada di atas ambulans.
Modin atau tokoh agama setempat langsung memimpin prosesi sebelum jenazah dikebumikan di pemakaman umum setempat.
Baca Juga: Gaya Rambut Pesepakbola Dunia Jadi Tren Pemain Lokal
"Keluarga dan warga memang sebelumnya sudah sepakat dimakamkan dalam satu liang lahat. Ini untuk memudahkan proses pemakaman," kata Priyo, anak kedua Darman.
Priyo dan adiknya paling bungsu tak kuasa menahan tangis seakan tak percaya jika dua saudara dan bapaknya meninggal dalam waktu bersamaan.
